SABAR ITU INDAH SEBENARNYA..






Manusia seringkali berlaku egois. Ketika menginginkan terhadap sesuatu, dia berdoa habis-habisan dan berupaya sungguh-sungguh demi tercapainya segala yang didambakan. Malangnya setelah berhasil, serta-merta pula dia melupakan ALLAH. Bahkan dia menganggap bahawa keberhasilan itu adalah hasil jerih payah dirinya sendiri. MasyaALLAH..

Sebaliknya, bila kegagalan menimpa, dia sering kecewa karenanya. Terkadang sering pula dia berburuk sangka kepada ALLAH dan menempelak kekecewaannya itu kepada siapa saja yang dianggap biang penyebab kegagalan tersebut. Padahal, rasa kecewa, sedih, dan kesal itu lahir kerana manusia terlalu berharap bahwa kehendak ALLAH harus selalu bertetapan dengan keinginannya.

Jelas dari kedua sikap tersebut ada sesuatu yang sering diabaikan. Yaitu sikap sabar, tawakal, dan syukur nikmat. Oleh kerana itu, beruntunglah orang yang memiliki sikap sabar ketika musibah datang menimpa dan memiliki rasa syukur ketika keberuntungan datang menerpa. Alhamdulillah..

Sabar, menurut Dzunnun Al-Mishry, adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang bertentangan dengan agama dan bersikap tenang tatkala terkena musibah, serta berlapang dada dalam kefakiran di tengah-tengah medan kehidupan. Atau, seperti kata Al-Junaid, "Engkau menelan suatu kepahitan tanpa mengerutkan muka". Subhanallah..indah sekali kata-kata hikmah ini..

Adapun syukur, adalah tindakan memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Seseorang dikatakan bersyukur kepada ALLAH, apabila ia mengakui nikmat itu di dalam batinnya, lalu membicarakannya dengan lisan, serta menjadikan kurniaan nikmat itu sebagai 'puncak' ketaatan kepada NYA. Pada hakikatnya syukur itu merupakan perwujudan sikap sabar ketika manusia memperolehi kenikmatan..

Mengapa kita harus bersabar ketika mendapatkan nikmat? Kerana kurniaan nikmat itu justru akan menggelincirkan manusia ke dalam kekhilafan dan memperturutkan hawa nafsu..Nauzubillah Minzallik.. Betapa banyak orang yang mampu bersabar ketika diberikan ujian, tapi tak mampu bersabar ketika diberi kenikmatan...? Fikir-fikirkan..

Lalu seberapa mampukah kita merasakan nikmatnya sabar?
Syahdan, sebuah kisah di zaman Rasulullah SAW, sebuah ujian menimpa Ummu Sulaim. Suatu hari anaknya meninggal dunia, padahal suaminya sedang bepergian. Ummu Sulaim berusaha agar kematian anaknya itu tidak diketahui dengan tiba-tiba oleh suamnyai apabila pulang nanti. Lalu dia pun mempersiapkan hidangan untuk menyambut kepulangan suaminya.

Ketika suaminya pulang, suaminya terus menyantap hidangan yang telah dihidang oleh Ummu Sulaim  dengan lahapnya. "Bagaimana keadaan anak kita sekarang?" tanya suaminya. "Alhamdulillah, sejak sakitnya itu tidak pernah setenang malam ini," jawab Ummu Sulaim.

Sementara itu, Ummu Sulaim menghias diri dengan memakai pakaian terindah yang dimilikinya, agar sang suami ghairah kepadanya. Tak lama setelah sang suami menggauli dan memuaskan hajatnya, Ummu Sulaim mulai bertanya, "Apakah Kanda tidak merasa hairan dengan tetangga-tetangga kita itu?"

"Mengapa mereka?" tanya suaminya."Mereka itu diberi pinjaman, tetapi setelah diminta kembali, tiba-tiba mereka menyatakan kedukacitaan yang luar biasa," jawab Ummu Suliam."Buruk sekali kelakukan mereka itu," ujar suaminya.Ketika itulah Ummu Sulaim memberitahukan apa sebenarnya yang terjadi terhadap anaknya. "Kanda," ujarnya. "Bukankah anak kita itu hanya pinjaman dari ALLAH.. dan kini ALLAH telah mengambilnyaa kembali..".

Setelah mendengar kata-kata isterinya, si suami pun tersedar akan apa yang terjadi. "Alhamdulillah, Inna lillahi wa inna ilaihi raaji'uun," ujarnya penuh ketabahan. Keesokan harinya, awal pagi suaminya pergi ke tempat Rasulullah SAW dan memberitahukan kejadian tersebut. Rasul pun berdoa untuk keluarga itu, "Ya ALLAH, berilah keberkatan untuk kedua suami isteri itu pada malam harinya tadi".

Dalam kisah lain diceritakan bagaimana sedihnya Nabi Ya'kub ketika mendengar anaknya, Yusuf meninggal, hingga dikisahkan bagaimana matanya menjadi putih (QS. Yusuf: 84). Dan kesedihan itu semakin bertambah ketika anaknya yang lain Bunyamin ditahan pemerintah Mesir. Namun, apa yang dikatakan Nabi Ya'kub ketika itu? "Fa shabrun jamiil" (QS. Yusuf: 83). Bererti.. SABAR ITU INDAH!

Jadi, kemampuan seseorang hamba ALLAH dalam merasakan nikmatnya SABAR terletak pada seberapa besar mutu pengakuannya akan adanya takdir dan kemahakuasaan ALLAH SWT. Seseorang bisa bersabar - seperti yang dilakukan Ummu Sulaim dan suaminya - apabila dia mampu meyakini bahwa semua yang terjadi kerana izin ALLAH dan meyakini bahwa ALLAH tidak akan mendzalimi hamba-Nya.

Sa'ad bin Jubair memberikan contoh tentang seorang 'hamba belian' yang dipukul dengan cambuk. Namun sikap hamba tersebut seolah-olah mencerminkan makna firman-Nya, "Inna lillahi.."  Bererti.." Sesungguhnya kami hanya milik Allah semata..". Jadi, dia mengakui bahwa dirinya adalah kepunyaan ALLAH yang bebas dipergunakan dan diapakan saja oleh ALLAH SWT.

Sedangkan harapan hamba tersebut akan pahala  musibah itu..  seakan merupakan makna dari firman-Nya, "Wa inna ilaihi raaji'uun.." Bererti.." Dan kepada-Nya kita kembali..". Oleh karena itu, tidaklah menghairankan ketika Abu Bakar As-Siddiq jatuh sakit, dan para sahabat yang menjenguknya bertanya, "Saudaraku, tidakkah sebaiknya kami panggilkan saja tabib?". Abu Bakar menjawab, "Sudah, tabib sudah memeriksaku". "Apa yang dikatakannya?" tanya para sahabat. Abu Bakar menjawab, "Dia katakan, 'Aku Maha Berbuat terhadap apa yang Aku kehendaki !".

Dengan demikian, syarat mutlak agar orang boleh bersabar adalah ketika ditimpa sesuatu, fikirannya langsung tertumpu hanya kepada ALLAH SWT. Inilah kunci terpenting yang harus dimiliki siapa saja yang ingin menjadi 'ahli sabar'.

Sesungguhnya, keindahan dan keluhuran peribadi seseorang dapat dilihat dari sejauh mana ia mampu bersabar. Semakin seseorang mampu bersabar, niscaya akan semakin indah pula akhlaknya. Jaminan ALLAH pun pasti amat luar biasa bagi 'ahli sabar'. "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas!" (QS. Az-Zumar:10).

"Dan berikanlah khabar gembira pada orang-orang yang sabar, yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, 'Inna lillaahi wa inna ilahi raaji'uun'. Mereka itulah orang-orang yang mendapat rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. Al-Baqarah:155-157). Wallahu a'lam bish-shawab
0 Responses

Post a Comment

  • 99 names of Allah

    Burung

    Mengenal Sejarah Al-Quran

    Mengenal  Sejarah Al-Quran
    Ingin Mengetahui Sejarah Al-Quran? Sila Klik pada gambar

    Saudara Kita Di Bumi Pelestina

    Gaza Carnage Counter



    Wali Band - Ya Allah

    Postingan Terdahulu

    get this widget here

    Blog Archive

    Total Pageviews

    Popular Posts

  • Powered By Blogger



    Masa Itu Emas


    ShoutMix chat widget

    Pengunjung

    Followers